Oleh: Faqih Hindami
Sinar surya masih sembunyi.
Kala kakiku menapak menelanjangi sunyi.
Semilir angin mendekap tubuhku erat.
Dan aku masih sendiri menyesap kesejukan pagi.
Sebelum kau datang padaku bersama senandung megah itu.
"Apa yang waktu telah
suguhkan untukmu?" tanyamu ketika itu.
"Secangkir pagi yang manis untuk kita kenang," jawabku.
"Secangkir pagi yang manis untuk kita kenang," jawabku.